Senin, 05 Desember 2011

Laporan Hasil Penjualan

“LAPORAN HASIL PENJUALAN”


I.    LATAR BELAKANG
Pada era perkembangan zaman ini, ilmu pengetahuan dan teknologi meningkat dan menyebar luas. Ilmu pengetahuan bukan lagi hal yang sulit untuk didapatkan. Pertukaran informasi memiliki beragam media yang memungkinkan semua orang untuk mendapatkannya. Globalisasi sebagai wacana yang tidak pernah surut untuk menjadi sebuah suut pandang yang menyebabkan beragam perubahan terjadi didunia.
Globalisasi membuat kompetisi semakin ketat dan transfer pengetahuan semakin cepat.  Dunia sudah memasuki peradaban keempat dengan sebutan era kreatif yang menempatkan kreativitas dan inovasi sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Kebutuhan terhadap inovasi sangat mutlak  jika bersaing dalam dunia yang berubah dengan cepat dan tidak diramalkan ini.  Kita pun harus bekerja keras dan kreatif jika ingin survive dan menang dalam persaingan.
Para generasi muda pada khususnya sekarang telah dipersiapkan menjadi wirausaha. Tidak hanya melulu dan terpatok untuk menjadi pegawai negeri. Karena pada dasarnya, melalui wiraswasta maka kualitas diri individu pun akan meningkat. Selain itu juga akan membantu perkembangan ekonomi negara secara lebih lanjut.
Wirausaha (entrepreneur) diartikan sebagai  seorang inovator dan penggerak pembangunan.  Bahkan, seorang wirausaha merupakan seseorang yang  agresif untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.  Wirausaha adalah individu yang memiliki pengendalian tertentu terhadap alat-alat produksi dan menghasilkan lebih banyak daripada yang dapat dikonsumsinya atau dijual atau ditukarkan agar memperoleh pendapatan (McClelland, 1961). Wirausaha adalah pencipta kekayaan  melalui inovasi, pusat pertumbuhan pekerjaan dan ekonomi, dan pembagian kekayaan yang bergantung pada kerja keras dan pengambilan resiko.
Dengan mendorong pertumbuhan ekonomi, wirausaha mempengaruhi seluruh perekonomian, khususnya pengaruhnya pada pasar tenaga kerja.  Pertumbuhan ekonomi yang meningkat sangat mungkin akan meningkatkan peluang kesempatan berusaha, namun disisi lain akan mengarah pada tekanan inflasi yang berpengaruh langsung pada upah tenaga kerja.
Fungsi wirausaha antara lain :
a.    Memasuki usaha-usaha baru yang belum pernah di coba oleh orang lain.
b.    Memulai produksi suatu jenis barang atau jasa baru, atau jenis barang/jasa yang sudah ada dengan cara-cara baru.
c.    Membuka pasaran baru
d.    Mengusahakan inopasi dan organisasi usahanya
e.    Memnjadi stabilisator dan dinamisator pada masyarakat sekitar.

Oleh karena itu, arti penting wiraswasta perlu diketahui oleh semua pihak. Dan dapat terealisasikan melaui pengalaman-pengalaman pribadi khususnya para generasi muda. Melalui proses penjualan ini yang tergolong dalam salah satu usaha untuk berwiasaha, maka mahasiswa akan terbentuk mentalnya agar lebih kuat, mengerti persaingan ekonomi dan mulai berfikir untuk melakukan tindakan-tindakan sosial yang memiliki kaitan dengan proses penjualan.

II.    PROSES PENJUALAN
Setelah pembagian kelompok dan mendapatkan stok barang berupa kaos FIS Smart, saya sejenak berdiskusi mengenai rencana penjualan dengan kelompok saya. Merencanakan sasaran pembeli serta harga yang akan ditargetkan sebagai harga patokan penjualan. Diskusi berlangsung cukup menarik karena masing-masing merasa cukup tertantang untuk melakukan penjualan. Kami bertukar pikiran mengenai pengalaman yang pernah dialami maupun pengalaman-pengalaman yang telah kami pelajari dari orang lain.

Sasaran pembeli kami adalah orang yang berusia sekitar 20 tahun ke atas, karena ukuran baju yang akan kami jual memiliki ukuran standar untuk orang dewasa. Harga yang menjadi target untuk penjualan berkisar antara Rp.47.000,00-Rp.55.000,00.
Awal penjualan, saya tawarkan kaos Fis Smart tersebut kepada teman-teman kos saya. Karena saya seorang wanita, jadi teman-teman yang saya tawarkan tersebut adalah para wanita. Dari ujung kamar 1 hingga terakhir yaitu kamar 16, kaos tersebut tidak terjual.
Saya berkunjung pula ke rumah penjaga kos saya yang letak rumahnya disebelah kos, beliau cukup tertarik namun ketika tawar menawar tidak terjadi titik temu, karena beliau menginginkan harga Rp.30.000,00. Setelah melalui tawar menawar yang cukup panjang dan tidak menemukan titik temu maka saya beranjak untuk mencari pembeli lain.
Saya tawarkan kepada teman-teman jurusan Sejarah, ketika itu ada seminar nasional di C7 yang diselenggarakan oleh jurusan Sejarah. Para peserta seminar yang datang pun saya tawari kaos tersebut, namun belum ada yang berminat untuk membeli kaos Fis Smart.
Kemudian saya memikirkan kembali target sasaran pembeli. Menilik model kaos Fis Smart tersebut, pembeli yang mungkin berminat adalah para kaum pria. Dan penggunaannya untuk santai atau berolahraga. Kemudian saya mulai mengarahkan perhatian kepada kaum bapak-bapak. Dan yang menjadi prioritas utama adalah kaum bapak yang memiliki aktifitas-aktifitas yang sering menggunakan kaos-kaos model tersebut. Pilihan saya jatuh pada para guru olahraga.
Ketika weekend, saya pulang kerumah dan mulai mencari pembeli. Pertama, saya kerumah guru olahraga saya ketika saya di sekolah menengah atas (SMA). Sambil bersilaturahmi saya menawarkan kaos polo tersebut. Namun guru saya tersebut tidak berminat untuk membeli.
Saya mendatangi pula tetangga saya yang adalah seorang guru olahraga di sebuah sekolah dasar. Setelah tawar menawar, beliau setuju untuk membeli satu buah kaos dengan harga Rp.48.000,00. Dengan cukup puas saya pulang kerumah dengan uang hasil penjualan kaos Fis Smart tersebut.
Saya juga menawarkan kepada rekan-rekan kerja orang tua saya dan teman-teman dilingkungan tempat tinggal saya, namun tidak berhasil terjual. Tawar menawar harga tidak mendapatkan titik persetujuan.



III.    HAMBATAN
Dalam melakukan penawaran, hambatan yang terutama dan pertama berasal dari kaos Fis itu sendiri. Model kaos polo tersebut memiliki daya jual yang minim sekali. Dari corak dan warnanya yang kurang memiliki daya tarik. Peminat kaos model tersebut sedikit. Terbatas untuk para kaum berumur (orang tua) saja, sedangkan bagi para pemuda dan pemudi sangat tidak relevan. Ditambah lagi, dengan model seperti itu maka fungsi dari pemakaian kaos juga terbatas hanya untuk pemakaian santai, dirumah atau berolahraga saja. Sehingga walaupun telah mengetahui sasaran umur pembeli, harus mempertimbangkan pula profesi mereka. Penetapan sasaran tersebut telah cukup membantu saya dalam kelancaran penjualan.
Hambatan lain adalah harga dari kaos tersebut. Kebanyakan para pembeli mengeluh atau berkata “kok mahal”. Mungkin karena pembeli hanya melihat sekilas dari model kaos, tapi jika memperhatikan bahan dari kaos tersebut sebenarnya kisaran harga Rp.50.000,00 cukup pantas.

2 komentar:

  1. Sebuah pengalaman dalam praktek menumbuhkan mental berwirausaha...
    sangat sulit, tapi patut dicoba...

    BalasHapus
  2. dalam berwirausaha memang harus kritis dalam membaca peluang usaha. semangad y..!!

    BalasHapus